Operasi SPPG Meruya dihentikan sementara karena dugaan keracunan siswa.

Ada kemungkinan bahwa 20 siswa SDN 01 Meruya Selatan terkena racun dari menu Makan Bergizi Gratis (MBG). Akibatnya, Badan Gizi Nasional (BGN) memutuskan untuk menutup sementara dapur Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) di Meruya Selatan, Jakarta Barat.

Di Jakarta, Satria Jayaputra, Kepala SPPG Meruya Selatan, menyatakan, “Kami ditutup sementara sampai hasil Labkesda keluar. Kami juga tetap mengikuti standar operasional prosedur (SOP) keamanan pangan dari BGN.”

Untuk alasan yang sama, SDN Meruya Selatan 01 juga menghentikan program Makan Bergizi Gratis (MBG) selama 10 hari.

Wakil Kepala SDN Meruya Selatan 01, Nur Syamsiyah, menyatakan bahwa untuk saat ini memang diberhentikan selama kurang lebih sepuluh hari.

Karena dua puluh siswa mendapatkan perawatan medis setelah menyantap menu MBG yang diproduksi oleh SPPG Meruya Selatan, Nur tidak dapat memastikan bahwa itu adalah akibat dari keracunan MBG.

Nur mengatakan bahwa penyelidikan masih berlangsung. Karena itu, karena hasil belum kami terima, kami tidak dapat menentukan apakah itu keracunan atau tidak.

Sebelumnya, ada dugaan bahwa 20 siswa di SDN Meruya Selatan 01, Kembangan, Jakarta Barat, mengalami keracunan setelah mengonsumsi menu Makan Bergizi Gratis (MBG).

Menurut Siti Sofyatun, kepala SDN Meruya Selatan 01, kejadian itu terjadi pada hari ketiga sekolahnya menerima jatah MBG.

Saat dua puluh anak menyantap menu MBG yang terdiri dari mi, telur kecap, puding, dan beberapa item lainnya, mereka mengalami gejala mual dan pusing. Ini menunjukkan bukti keracunan.

Tujuh orang pergi ke RSUD karena Puskesmas Kembangan saat itu penuh. Akhirnya, kami disarankan ke RSUD Kembangan. Yang di sekolah, tiga belas anak itu dirawat oleh dokter yang sama. Siti mengatakan bahwa artinya tidak terlalu buruk.

Siti menduga mi atau puding adalah makanan yang menyebabkan keracunan, meskipun hasil resmi laboratorium belum keluar.

Puluhan siswa tersebut sekarang aman dan dapat kembali beraktivitas setelah mendapatkan perawatan. Mereka kembali ke sekolah keesokan harinya.