Cerita Anak-anak yang Hilang di Jakarta
Saat ditemui di teras rumah mereka yang sederhana di Gang Haji Usman, Gandul, Cinere, Depok, Jawa Barat, Nur (44) memiliki wajah yang bersinar. Setelah hilang selama satu malam, anak sulungnya, Cahya Rizki (12), juga dikenal sebagai Kiki, akhirnya kembali ke pelukan mereka.
Nur dan Supardi mengambil napas yang lega. Bahkan sehari sebelumnya, mereka keduanya bingung mencari putra mereka di mana-mana.
Alhamdulillah dia sudah kembali. Nur mengatakan kepada kumparan, Jumat (25/4), “Dia tetap jadi anak yang manis, semua tetangga di sini saat dia pulang disalamin satu-satu.”
Satu dari dua anak yang dikabarkan hilang setelah pulang sekolah pada Rabu (23/4) lalu, bahkan ada yang menduga dia diculik. Selain Kiki, siswi SD Cinere Adella (10) juga hilang pada hari yang sama.
Namun, tidak ada penculikan lagi, dan mereka sekarang bersama orang tua masing-masing.
Nur dan Supardi memiliki dua anak, Kiki, yang mewakili rasa ingin tahu yang tak terbatas. Ia lahir sebelum waktunya dan tumbuh dengan sangat teliti sejak kecil. Kiki selalu aktif dan hiperaktif sejak kecil.
“Memang dari kecil sudah aktif banget,” kata Supardi, yang bekerja di Ciledug setiap hari.
Kiki Suka Naik Angkot
Saat ini, Kiki berada di bangku kelas enam di sebuah madrasah yang terletak di dekat rumahnya. Anak itu terkenal sangat ingin tahu, terutama tentang angkot. Ia suka menonton video angkot di YouTube, dan dia sering pergi sendiri untuk menjajal rute atau melihat angkot langsung, seringkali tanpa izin.
Dia menyukai ITC Depok sendiri. Saat berpuasa, saya kadang-kadang kembali sore hari. Menurut Nur, ketika dia ditanya, “ngapain ke sana”, dia menjawab, “beli mainan, dapat permen.” Namun, pada hari Rabu, 23 April, situasinya berbeda. Kiki keluar dari jendela saat dia dijemput dari sekolah dan ibunya sedang mandi dan ayahnya sedang salat. Ia naik angkot tanpa diketahui orang lain.
Supardi menyatakan, “Karena udah sering, banyak sopir angkot yang udah kenal dia.”
Setelah Nur menyadari bahwa Kiki tidak ada di rumah, dia panik. Supardi langsung menuju Depok bersama tetangganya yang memboncengnya karena dia sendiri tidak memiliki kendaraan.
Jika dia (Nur) terus menangis. “Tapi saya enggak tidur sama sekali dari malam itu,” katanya.
Meskipun Kiki sudah pulang dari sekolah saat menghilang, tidak ada kesempatan untuk melaporkan ke polisi atau sekolah. Keesokan harinya, titik terang muncul ketika saudara Pak RT memberi tahu saya bahwa Kiki terlihat di Blok M Plaza. “Tapi Kiki begitu, kalau enggak kenal dia enggak mau (diajak).” “Kabur makanya,” kata Nur. Dari sana, diketahui bahwa Kiki naik Transjakarta ke Halte Ragunan. Adik dari kepala sekolah tempat Kiki belajar, yang bekerja di halte, segera menghubungi keluarga ketika melihat Kiki saat salat Asar.
Tidur di dalam masjid dan makan bakso
Kiki tiba di rumah menjelang maghrib. Rasa khawatir juga hilang. Kiki tersenyum saat ditanya di mana dia tidur dan makan. Dia menjawab, “Kamu tidur di mana?” “Di masjid.” Dia juga mengatakan bahwa dia salat, memakai sarung di sana, dan makan bakso saat lapar.” Nur mengatakan, “Saya memang bilang ke Kiki, “ke mana pun kamu jangan sampai lupakan salat.” Kini, Nur dan Supardi hanya bisa mengingatkan Kiki terus-menerus. Mengarahkannya untuk berbicara dengan sabar dan secara bertahap mengajarkannya bahwa ingin tahu harus disertai dengan tanggung jawab.
Petugas dari Polsek Cinere juga sedang meminta keterangan saat kumparan tiba di rumah mereka. Menurut Aipda Yudho, Kasi Humas Polsek Cinere, pihaknya hanya memastikan bahwa Kiki telah kembali ke orang tuanya.
Menurutnya, “Karena berita ini sudah sampai media sosial, kami perlu verifikasi. Tapi karena belum lewat 1×24 jam, memang belum ada laporan ke kami.”